Lulus kuliah lalu bisa profesi berarti tinggal satu tahap
lagi yang perlu diseriusi untuk lanjut ke tahap selanjutnya. Pastinya pernah
mengalami kondisi di mana selalu ditanya, “Kapan nikah?” Tak sedikit yang
dongkol ditanya soal ini. Siapa malah yang pernah ditanya “kapan nikah”
tentunya setuju jika menikah itu bukan perkara mudah.
Nah, menikah inilah yang perlu mendapatkan perhatian serius
bagi yang akan menuju tahap ini. Kenapa semestinya serius? Alasannya sederhana.
Pastinya harapan setelah menikah ialah menjalani kehidupan yang harmonis
bersama pasangan sampai hari tua nanti. Kebayang tentunya jika yang terjadi
sebaliknya. Siapa malah tak ingin yang buruk-buruk terjadi dalam pernikahannya.
Bagi yang punya rencana ke depan untuk menikah, lazimnya bertanya-tanya kapan
idealnya untuk menikah?
Mahal, itulah yang terpikir sekiranya bicara soal
pernikahan. Kenyataannya, tarif menikah memang tidaklah murah. Sesimpelnya
pernikahan, tarif yang dibutuhkan punya nominal yang lumayan. Ambil contoh di
Jakarta. Semurah-murahnya pesta pernikahan di gedung sekiranya ambil paket
pernikahan, minimal wajib mengeluarkan dana sekitar Rp50 juta untuk 500 tetamu
undangan.
Sebagai ilustrasi dari info yang bersumber dari web penyedia
paket pernikahan, rata-rata paket pernikahan yang ditawarkan bervariasi
harganya mulai dari Rp50 juta hingga Rp110 juta. Setiap harga tentu punya
batasan bagi pasangan pengantin untuk mengundang berapa banyak tetamu undangan.
Harga termurah untuk 500 tetamu undangan hingga harga tertinggi untuk 1.500
undangan.
Paket pernikahan yang ditawarkan tersebut telah mencakup
gedung dan sarananya (selain ambil Paket Rumah), buffe utama makanan, menu
gubug, pelaminan, dekorasi, tata rias dan busana, dokumentasi, master of
ceremony (MC), musik, peralatan, dan bonus.
Bikin kepala geleng-geleng memang demikian itu tahu besaran
tarif yang dikeluarkan untuk menikah. Tetapi, jangan khawatir. Ada caranya kok
untuk menciptakan impian bersama pasangan nanti dalam ikatan pernikahan. Simak
strateginya berikut ini.
Bagaimana malah, jadi atau tidaknya menikah dengan modal
sendiri akan terwujud asalkan disiplin dalam mengalokasikan gaji untuk dana
nikah. Karena ada saja hal-hal yang lazimnya berupa godaan konsumtif yang
mengalihkan fokus menabung untuk nikah menjadi menabung untuk hura-hura. Nah,
jika telah begini, bisa gagal jadinya menciptakan cita-cita membangun keluarga
gembira bersama pasangan. Jadi, alangkah bagusnya untuk selalu ingat tiap-tiap
gajian ada prioritas yang selalu diutamakan, ialah menabung untuk nikah.
No comments:
Post a Comment